Langsung ke konten utama

Jenis - Jenis Pengaman Pada Lift


Pada dasarnya setiap alat transfortasi yang dibuat haruslah memenuhi beberapa aspek, salah satu yang paling penting adalah Faktor keamanannya. Karena, mau senyaman apapun sesuatu dibuat atau mau sehebat apapun teknologi alat transfortasi diciptakan, kalau itu membahayakan tentu tidak akan ada yang mau memakainya. Bukan begitu sahabat semuanya? Ya, termasuk dibidang alat transfortasi vertikal atau biasa disebut lift. 

Pada jaman dahulu, manusia sudah terlebih dahulu menciptakan alat bantu angkat angkut barang atau orang untuk keperluan naik turun bangunan yang lebih dari satu lantai. barulah pada Tahun 1852 Orang bernama Elisha Otis menciptakan alat angkat angkut (Elevator) yang aman.

Elevator yang dirancang oleh Elisha Otis ini bisa automatis berhenti aman apabila kabel penariknya (Seling) putus.

Nah, pada kesempatan kali ini saya akan coba share apa aja sih alat pengaman (safety) yang terpasang pada lift yang sering kita gunakan.


1. Seling Baja

Setiap kabin lift ditarik oleh 2 hingga 8 kabel lilitan baja. Tiap-tiap kabel harus mampu menahan beban kabin lift dalam kapasitas penuh. Jadi seandainya ada satu kabel yang putus, kabel yang lain masih lebih dari cukup untuk menahan kabin agar tidak terjun bebas. Dalam sejarah per-lift-an, hanya ada dua kejadian dimana semua kabel putus, yaitu pada tahun 1945 di mana sebuah pesawat bomber B-25 menabrak Empire State Building. Kejadian yang kedua adalah saat serangan 11 September 2001 di Menara WTC, New York. Dalam dua kejadian itu, pesawat menebas semua kabel baja sehingga kabin jatuh bebas.



2. Overspeed Governoor
Overspeed Governoor atau biasa disebut dengan governor saja. Overspeed governor merupakan salah satu safety Device untuk mencegah lift melewati kecepatan yang di desain / dirancang.
Ketika kecepatan lift melebihi kecepatan tertentu (biasanya 15-20% diatas kecepatan desain lift) maka gaya centrifugalnya cukup untuk membuat governor mengunci.

3. Safety Gear / Safety Block
Pemasangan safety block nantinya akan berhubungan dengan Overspeed Governoor dan Tension Governoor. Safety Block dipasang dibawah kabin kanan dan kiri (pada lift tertentu ada juga yang dipasang diatas kabin)
Safety block dikaitkan menggunakan seling baja yang terhubung ke Oversepeed governoor dan tension governoor. Apabila Overspeed switch yang ada pada Overspeed governoor tidak fungsi sementara kabin terus bergerak dengan kecepatan diatas Overspeed, maka Safety block akan bekerja dengan menggigit rail utama lift karena safety block terkait dengan tuas mekanik di overspeed governoor. 






4. Tension Governoor
Tension governoor ini berfungsi untuk menjaga ketegangan rope (seling) yang mengaitkan overspeed governoor dengan safety block, Tension governoor akan dilengkapi dengan switch elektrik. Jika Rope ini kendor atau putus maka bandul tension governoor ini akan ke bawah dan switch elektrik akan tertekan



5. Buffer
Buffer ialah balok penyangga yang diletakkan pada bagian dasar terowongan lift (Pit). Fungsi utama dari buffer ialah untuk menyangga atau meredam getaran kabin apabila kabin lift tersebut mengalami masalah karena overspeed Switch tidak berfungsi, Slow switch tidak berfungsi, dan Limit Switch tidak berfungsi sehingga menyebabkan kabin melewati level lantai dasar. 
Untuk Lift Passenger dan lift untuk orang disarankan untuk menggunakan Hydraulic Buffer


6. Limit Switch
Limit switch adalah sensor batas agar kabin tidak melebihi tinggi lantai yang ditentukan, biasanya untuk limit ini disertai dengan slow Switch, Limit Switch dan Final Switch yang terpasang di lantai paling dasar dan lantai paling atas.

dan ini cara pemasangannya 




7. Doorlock Switch
Door Switch adalah switch yang dipasang di pintu lift, terletak diatas bagian pintu (Hanger). fungsinya agar ketika pintu terbuka lift tidak bisa dijalankan baik secara Inspection (keadaan maintenance) atau auto.


8. Light Curtain
Light Curtain atau yang biasa disebut sensor pintu ini adalah safety yang dipasang dikedua daun pintu. Sebelum Light curtain sensor ini populer, dahulu safety pintu ini memakai safety edge. yang mana safety edge ini fungsinya sama dengan Light curtain agar orang yang masuk kedalam lift tidak terjepit pintu saat pintu lift tertutup. Namun, bedanya jika safety edge memakai mekanik untuk mengaktifkannya, light curtain memakai infra red untuk mengaktifkannya.
Tapi tidak jarang ditemukan juga ada yang menggabungkan safety edge dengan light curtain sekaligus Seperti NBSL elevator yang komitmen soal safety. 



9. Proximity Sensor / Leveling Sensor
Dalam pengaplikasian sensor level, berbeda vendor lift berbeda juga pemakaian sensor ini. ada yang menggunakan sensor magnetik ada juga yang menggunakan infra red. Namun tidak mengurangi fungsinya.



10. ARD (Automatic Rescue Device)
ARD ialah perangkat tambahan pada lift, berfungsi untuk antisipasi jika Sumber Tegangan PLN mati maka lift ada sumber tegangan lain selain Generator Set.
Apabila listrik dari PLN padam, dan posisi lift sedang berada jalan berada di antara lantai ke lantai (Misal pertengahan 2 ke 3) maka lift akan berhenti karena peralihan dari PLN ke ARD, setelah itu lift secara otomatis akan mencari level lantai terdekat dan membuka pintu.

11. Earth Quake Sensor
Earthquake adalah sensor tambahan yang akan dipasang pada lift (biasanya pada lift lebih dari 5 lantai, CMIIW)


12. Fire Switch
Cara kerjanya sebagai berikut: Phase 1 : Ketika terjadi kebakaran / Fire alarm berbunyi, maka lift akan mengabaikan seluruh panggilan dan kembali ke area lobby. Sehingga penumpang didalam lift dapat keluar di lobby / lantai evakuasi yang telah ditentukan

13 Interphone / Intercom
Interphone atau intercome adalah alat komunikasi yang biasanya terhubung mulai dari Ruang mesin, Top Car, didalam Kabin, Security dan Pit.

14. Overload
Dalam lift biasanya sudah ditentukan berapa bobot yang bisa di angkut oleh lift tersebut, secara umum lift yang ada di indonesia terbagi kedalam beberapa jenis berdasarkan daya angkatnya.
  • Home lift : 250 Kg, 320 Kg, 450 Kg
  • Passenger Lift : 450 Kg, 550 Kg, 630 Kg, 800 Kg, 1000 Kg
  • Bed Lift : 1000 Kg, 1350 Kg, 1600 Kg
  • Freight Lift : 1000 Kg, 1600 Kg, 3000 Kg > 5000 K
Dalam load switch sebenernya terbagi kedalam 2 load switch, yang pertama Full Load Switch dan yang kedua Overload Switch.

Full Load switch akan aktif jika penumpang atau jumlah bobot yang ada didalam kabin setara dengan jumlah yang tertera di Faceplat COP. Jika Full load switch aktif maka ada buzzer yang berbunyi namun lift akan tetap berjalan dan lift akan mengabaikan panggilan dari luar dan hanya akan mengantarkan pesanan yang sudah menekan tombol didalam kabin (COP)

Overload switch akan aktif jika jumlah bobot yang ada di dalam kabin melebihi kapasitas yang ditentukan, Apabila overload aktif maka buzzer lift akan berbunyi, display akan menunjukkan bahwa lift sedang overload, pintu tidak akan menutup atau lift tidak akan beroperasi ke tujuan, untuk itu beberapa penumpang yang ada di dalam kabin harus keluar sebagian.


Terima kasih kepada pembaca yang sudah mau membaca blog kecil ini, semoga bisa menambah pengetahuan dan mohon maaf apabila ada yang salah dalam penyampaian, pemaparan serta ada beda dalam penyebutan bahasa teknik.

Mohon di share apabila menurut pembaca blog ini bermanfaat
Apabila anda membutuhkan unit lift, Perawatan, Perbaikan dan segala macamnya kami siap melayani anda.

email: marketing@machesaliftindo.com
WA : https://wa.me/message/D4UELF2MA6V6P1
081281870279







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Perawatan Lift

Perwatan/pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan khususnya Lift selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance atau pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar Lift tetap berada dalam kondisi yang dapat di gunakan dengan aman. Pemeliharaan yang efektif akan mengarah pada hal-hal sebagai berikut: a.     Kapasitas pemeliharaan sarana prasarana terpenuhi secara maksimal. b.     Dapat meminimalkan biaya per unit kerja. c.     Dapat mengurangi resiko kegagalan dalam memenuhi keinginan pelanggan yang berkaitan dengan sarana prasarana d.    Dapat menjaga keselamatan pegawai, lingkungan kerja dan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin muncul dengan adanya proses kerja. e.    Dapat memastikan sekecil mungkin resiko yang dapat membahayakan lingkungan di sekitar Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diat...